Perawat Rumah Kenangan di Kampung Sekayu
PUSAT Kota Semarang kini bak
rimba dari gedung-gedung bertingkat. Setiap waktu pusat perbelanjaan, hotel,
dan apartemen tumbuh memadati sudut kota. Kondisi itu sangat kontras dengan
kehidupan sebagian warga yang masih menjaga cerita dan kenangan dari tempat
tinggalnya. Seperti penghuni rumah-rumah lawas di Kampung Sekayu Semarang
Tengah.
Minggu pagi banyak aktivitas yang bisa dilakukan masyarakat
Semarang. Bisa datang ke car free day, olahraga di Stadion Tri Lomba Juang,
kerja bakti di lingkungan tempat tinggal, atau sekadar memilih bangun siang. Pagi itu saya memilih untuk mengikuti walking tour bersama
Bersukaria dengan rute Kampung Kota. Kegiatan ini menjadi gaya hidup baru yang
menarik dan sayang untuk dilewatkan. Kenapa? Karena kita jadi makin mengenal
Kota Semarang tercinta dari berbagai sudut, kampung ke kampung, hingga jalan
tikus.
Sepeda motor saya parkir di seberang Mall Paragon di Jalan
Pemuda. Melihat sekeliling area parkir yang dikelola oleh swasta itu saya jadi
terkenang. Dulu tempat itu pernah berdiri Semarang Theater. Saya pernah
merasakan nonton bioskop disana bersama Papa, Mama, dan Adik di era layar lebar
dengan lakon ‘’Kanan Kiri Oke’’ yang dibintangi Doyok dan Kadir atau ‘’Warkop
DKI’’. Bukan berbekal brondong, tapi cukup membawa kacang rebus atau kacang
sangan Bedagan yang hits pada masa itu dan meneguk teh botol.
Seperti kenangan di benak saya, tentu setiap orang juga punya
cerita dan kenangan pada tempat tinggalnya. Bahkan, tidak hanya sekadar
disimpan dalam angan, tapi juga dirawat dan dipertahankan.
Dalam perjalanan kami menyusuri Kampung Sekayu, seketika langkah
kami terhenti di depan rumah kuno dengan dinding papan bercat biru. Catnya
masih baru, didepannya tampak gundukan adukan semen dan pasir yang juga masih
basah. Sepertinya rumah bergaya limasan itu memang sedang direnovasi
pemiliknya. Saat pemandu tur atau story teller Bersukaria bercerita tentang
rumah-rumah lawas yang masih bertahan di kampung yang terdesak mall itu,
sejumlah warga yang sedang beristirahat dari kerja bakti menyapa kami.
‘’Ini ada acara apa to? Kok rame-rame, motret-motret? Kemarin
juga ada orang Belanda kesini motret rumah di daerah sini,’’ tutur seorang
bapak bersuara parau.
‘’Ini lagi jalan-jalan bareng pak, lihat-lihat Kampung Sekayu,’’
ungkap Dimas, Story Teller Bersukaria.
‘’Sini, duduk dulu, monggo ini ada air boleh diambil lho,’’ kata
bapak-bapak lainnya yang sedang berteduh di teras sebuah rumah.
Rumah-rumah lawas itu menyita perhatian kami. Tidak hanya rumah
bercat biru yang sedang direnovasi. Sebelumnya, kami juga menjumpai rumah
bergaya sama. Ada yang masih ditinggali si pemilik, ada yang mangkrak tak
terurus. Pemandangan itu tampak kontras karena berdampingan dengan
gedung-gedung bertingkat yang berdiri kokoh di sekitar lingkungan tersebut.
Pak Joko adalah pemilik rumah bercat biru yang sedang direnovasi
itu. Dia tetap mempertahankan keaslian bentuk rumah tersebut. Dindingnya masih
dari papan kayu jati, ventilasi udara diatas pintu yang berbentuk seperti anak
panah yang menjuru ke segala arah angin sebagai ciri khas Tumenggungan juga
masih ada. Selain mengecat ulang dia juga menaikkan posisi rumah agar tidak
terkena banjir.
Perlu usaha untuk menaikkan rumah itu agar terhindar dari
banjir. Dari kesaksian Pak Toyo, warga Sekayu yang waktu itu juga ada saat kami
singgah, butuh teknik tersendiri untuk merenovasi rumah kuno.
‘’Paling tidak ada empat orang yang mengerjakan dan dengan alat
bantu dongkrak untuk menaikkan. Kemudian, papan-papan dilepas dulu, lalu rangka
perlahan-lahan dialasi bambu baru didongkrak. Kalau papan tidak dilepas,
khawatir pecah karena kayu sudah terlalu kering dan tua,’’ jelasnya.
Menurut cerita Pak Joko, usia rumah tersebut lebih tua dari
usianya. ‘’Ya jelas sudah tua, wong rumah ini sudah ada sejak zaman simbah
saya. Kemudian, ditinggali orang tua saya, lalu ini dibangun untuk nanti saya
tinggali sendiri,’’ tutur lelaki berusia 56 tahun itu.
Rumah di Jalan Sekayu Tumenggungan itu menjadi saksi tiga
generasi keluarga Pak Joko yang pernah tinggal disana. Dia masih menyimpan
kenangan masa kecil selama tinggal di rumah dengan pintu bergaya kupu tarung
itu.
‘’Ya, meskipun saya sudah punya rumah sendiri di Jalan Sekayu
Keramat Jati, rumah ini tetap saya pertahankan. Sebab, banyak kenangan disini,’’
katanya.
Niatnya mempertahankan kenangan tempat bertumbuh dan tinggal itu
juga dilakukan oleh warga lainnya. Pak Bekti juga warga yang tetap ingin
bertahan dan tinggal di Kampung Sekayu. Ya, meskipun berkali-kali dia dirayu
oleh orang kaya yang punya mall dan hotel untuk menjual rumahnya.
‘’Lha saya lahir disini, ari-ari saya juga ditanam disini. Jadi
saya ya nggak mau pindah. Pokoknya, walau mau dipaksa atau digusur, rumah tetap
saya tinggali,’’ tutur lelaki berusia 68 tahun itu.
Perjuangan Bekti tetap tinggal di Kampung Sekayu tidak semata
ingin mempertahankan rumahnya, tapi juga sejarah yang ada di kampung tersebut.
Konon Kampung Sekayu dulu pernah menjadi pusat pemerintahan Kota
Semarang. Sehingga tidak heran, nama gang-gang di kampung itu menggunakan
istilah perangkat pemerintahan pada masa lalu seperti Kepatihan dan
Tumenggungan.
Nama Sekayu pun diambil dari perkayuan, karena Sunan Kalijaga
saat ingin membangun Masjid Agung Demak pernah menitipkan kayu di kampung itu.
Bahkan, disana juga berdiri masjid tertua di Pulau Jawa yang kini bernama
Masjid At Taqwa.
‘’Kampung Sekayu ini kampung wali, kalau semua dibeli sama yang
punya uang ya sudah nggak ada cerita lagi dari kampung ini. Sebab karena
dibangun mall, penduduk satu RT di Kampung Sekayu tidak tinggal lagi disini,’’
kata Bekti.
Selesai bercerita kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri
jalan-jalan kampung di sekitar Jalan Pemuda, Pekunden, Thamrin, hingga Depok.
Masih kami jumpai kehangatan dari kehidupan para penghuninya seperti matahari
pagi itu. Kampung kota masih ada dan berdiri menjadi saksi perubahan zaman yang
kini semakin modern juga metropolis.
2 comments
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
BalasHapusdimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
"izin share ya admin :)
BalasHapusburuan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)"