Keep Dreaming, and Make it Happen

Keep a Dreaming!

Keep a Dreaming!
SETIAP kali bertanya pada anak-anak usia sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP) apa cita-cita mereka kelak, pasti jawaban Dokter mendapat suara terbanyak. Sedangkan yang memilih profesi lain dan tidak umum hanya beberapa anak. Seperti pengalaman saya beberapa hari lalu, Selasa (17/2).
Saya mendapat undangan dan berkesempatan mengenalkan profesi saya sebagai Wartawan kepada para murid kelas VI di SD Kristen YSKI 3 Semarang. Mengambil jam pelajaran Bahasa Indonesia yang kebetulan pada pokok bahasan tentang profesi, selama 1,5 jam saya bersama dengan mereka, mengobrol hingga bersendau gurau.
cita12Setelah mengenalkan diri sebagai Wartawan saya bertanya, adakah yang tahu dengan profesi Wartawan? Dengan sangat menyesal pemirsa, dari 24 siswa yang hadir mayoritas menjawab tidak tahu. Bahkan ketika bertanya, apa cita-cita mereka? Tidak ada yang menjawab ingin menjadi Wartawan, mereka memilih menjadi Dokter, Tentara, dan Artis. Hahaha…apa yang salah dengan profesi ini? *speechless*
But everything it’s okay, saya mencoba mengenalkan profesi saya, bahwa orang di balik sebuah berita atau kabar melalui koran dan televisi yang mereka baca serta tonton itu adalah Wartawan. Jurnalis yang juga kata lain dari Wartawan bekerja untuk mencari berita dengan cara wawancara dan mengambil gambar untuk melengkapi berita. (kira-kira penjelasan sederhana seperti itulah yang saya sampaikan pada anak-anak usia 10-11 tahun itu). Barulah mereka ngeh dengan profesi kuli tinta ini. Mereka menjadi tahu bahwa orang yang bekerja seperti saya ini, terjun ke lapangan, ke medan peristiwa hanya demi sebuah informasi yang disampaikan kepada masyarakat luas adalah Wartawan. Bahkan kemudahan akses hingga bisa bertemu banyak orang, dari pejabat hingga profesi apapun Wartawan dapat melakukannya.
Dari penjelasan tersebut, barulah berbagai pertanyaan terlontar dari mulut anak-anak yang lucu, polos, dan kritis itu.
‘’Kakak sudah berapa lama jadi wartawan?’’
‘’Klo jadi wartawan buat passport bisa berapa lama?’’
‘’Kakak sudah pernah ke luar negeri?
‘’Kakak sudah pernah bertemu artis/atlit siapa saja?’’
‘’Kakak capek nggak kerja jadi wartawan?’’
‘’Klo di kantor hanya ada lima wartawan tapi sehari ada 20 kejadian liputannya gimana Kak?’’
Hingga pertanyaan, ‘’Kakak sudah menikah???’’ *pertanyaansangatserius* (bisa phone a friend atau fifty-fifty ga nih?).
Satu persatu pertanyaan saya jawab dengan perasaan bahagia dan bersyukur hingga pertanyaan terakhir. Ternyata mereka sangat antusias untuk bertanya tentang profesi ini. Bahkan waktu 1,5 jam itu tidak terasa dan serasa kurang untuk bersama mereka.
Akhirnya saya meminta para murid untuk menuliskan cita-cita mereka dalam selembar kertas. Selain itu, saya juga minta mereka menjelaskan alasan mengapa memilih cita-cita itu dan bagaimana cara meraihnya. Saya menegaskan pada anak-anak, bahwa cita-cita itu berawal dari mimpi dan minat. Tidak perlu sama dengan teman lainnya atau karena disuruh orang tua. Cukup yakin pada diri sendiri, bahwa mimpi dan cita-cita itu dapat diraih jika mau berusaha serta berdoa.
menulis mimpi dan cita-cita
menulis mimpi dan cita-cita
Ternyata, yang saya dapati banyak sekali profesi dan cita-cita yang diingini setiap anak. Bahkan, sungguh luar biasa bagi saya bahwa anak-anak seusia mereka punya mimpi yang besar untuk masa depannya.cita5
Seperti Keira (10), yang ingin menjadi seorang Penulis Cerita Fiksi. Alasan gadis kecil berkacamata ini, memilih cita-cita itu karena dia suka membaca dan suka berimajinasi. Sehingga ide yang ada di kepalanya ingin dia curahkan dalam bentuk tulisan fiksi.
cita-cita Keira
cita-cita Keira
Ingin menjaga dan mempertahankan negara menjadi alasan, Misael (11), untuk bercita-cita menjadi Tentara. Dia berharap orang tuanya mendukung keinginan tersebut.
cita-cita Misael
cita-cita Misael
Berbeda lagi dengan Samuel (11), bocah berkacamata dan tampak pemalu itu ingin menjadi Artis. Menurut dia, menjadi Artis itu tantangan karena harus bisa memainkan berbagai peran.
cita-cita Samuel
cita-cita Samuel
Sementara Natasha (10), ingin menjadi Pelukis karena minatnya yang suka menggambar dan mewarnai. Dia mengaku, suka melukis pemandangan alam dimana ide itu berasal setiap kali dia pergi dari berwisata.
cita-cita Natasha
cita-cita Natasha
Berbeda lagi dengan Samuel (10), bocah lelaki yang suka membaca berita dan menonton acara olahraga ini bercita-cita ingin menjadi Manager Klub Sepak Bola Real Madrid. Alasannya karena dia terinspirasi oleh pemain sepak bola Carlo Ancelotti.
cita-cita Samuel
cita-cita Samuel
Lalu bagaimana dengan diri saya sendiri? Apakah Wartawan adalah cita-cita dan mimpi saya sedari kecil? Ya, seperti pernyataan para siswa di atas, sebelumnya saya juga tidak tahu dengan profesi Wartawan (dipaksa mengaku dosa :p ). Hanya saja dari dulu Papa membiasakan anak-anaknya suka membaca. Saya pun suka membaca majalah mulaiBobo hingga Gadis (pada waktu itu), dalam hati saya berucap sepertinya seru bekerja di media. Saya ingin menjadi bagian yang tahu isi berita yang akan dimuat sebelum pembaca lain membaca. Saya juga kadang envy atau mupeng (muka pengen) tiap kali ada artikel yang memuat tentang artis-artis idola. Batin saya, enak sekali bisa bertemu mereka, bagaimana caranya ya? Ternyata itu semua kerja Jurnalis. Nah, mungkin Tuhan mendengar keinginan saya tersebut hingga membawa saya pada profesi yang sedang saya jalani ini. Bahagia dan bersyukur tentu saja, dari profesi ini banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang mungkin belum tentu orang lain rasakan, termasuk risikonya. Jadi jangan pernah meremehkan mimpi, seperti tulisan yang tertempel di dinding kelas tempat saya mengenalkan profesi ini ‘’With God All Things Are Possible’’:)
Book #88 Love Live
Book #88 Love Live

0 comments